Tuesday, July 26, 2011

Syaitan Dirantai dan Dibelenggu Dalam Bulan Ramadhan

 Realiti yang berlaku, kita menyaksikan sebahagian umat Islam yang berpuasa masih ada yang melakukan maksiat di dalam bulan Ramadhan, bukan sekadar itu, bahkan berlaku juga rasukan jin dan syaitan di dalam bulan Ramadhan, termasuk yang dirasuk itu di kalangan umat Islam yang berpuasa. Jika begitu keadaannya, apakah maksud hadith Nabi saw yang menyatakan syaitan itu dirantai dan dibelenggu dalam bulan Ramadhan ? Nabi saw bersabda:


Maksudnya : “Daripada Abu Hurairah r.a. bahawasanya Nabi saw telah bersabda : “Apabila datangnya Ramadhan, maka dibuka pintu-pintu syurga dan ditutup pintu-pintu neraka dan dirantai/dibelenggu para syaitan.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Para ulama berbeza pendapat tentang maksud dibelenggu para syaitan. Ibn Hajar al-‘Asqalani menukilkan dari al-Halimiy yang menyatakan maksud dibelenggu itu mengandungi makna para syaitan tidak dapat sampai melakukan fitnah kepada umat Islam sepertimana diluar bulan Ramadhan disebabkan umat Islam menyibukkan diri dengan berpuasa yang berperanan melemahkan syahwat, demikian juga mereka sibuk dengan membaca al-Quran dan berzikir.

al-Syeikh ‘Atiyyah Soqr menyebut beberapa ulama yang mensyarahkan hadith ini menyatakan yang dimaksudkan dibelenggu ini ialah tidak dapat menguasai orang-orang yang benar-benar berpuasa dengan puasa yang sebenarnya, dengan meraikan setiap adab-adab termasuk memelihara lidah, pandangan dan semua anggota dari melakukan maksiat sebagai memenuhi sabda Nabi saw :

Maksudnya : “Sesiapa yang tidak meninggalkan perkataan bohong dan perbuatan yang keji, maka Allah tidak ada hajat kepada makanan dan minuman yang ditinggalkannya.” (HR al-Bukhari)

Sebahagian ulama yang lain pula berpendapat maksud para syaitan yang dibelenggu itu ialah sebahagian syaitan yang degil/melampau, adapun selain daripadanya tidak dibelenggu. Inilah yang dinyatakan di dalam hadith :

Maksudnya : “Dibelenggu padanya (Ramadhan) syaitan-syaitan yang degil/melampau.”

Ada pula yang berpendapat ianya membawa tanda para malaikat masuk ke dalam bulan Ramadhan sebagai membesarkan dan memuliakannya bagi menghalang para syaitan menggoda orang-orang mukmin. Ia boleh juga membawa isyarat kepada banyaknya pengampunan dan balasan pahala yang diberikan di dalam bulan Ramadhan menyebabkan syaitan menjadi seolah-oleh dibelenggu. Ini dikuatkan dengan hadith yang diriwayatkan oleh Yunus daripada Ibn Syihab di sisi Muslim :

Maksudnya : “Maka dibuka pintu-pintu rahmat.”

Maka dibelenggu syaitan itu adalah perumpamaan melemahkan syaitan dalam menyesatkan umat Islam dan menghiasi syahwat mereka.

Al-Imam al-Qurthubiy pula berkata : “Maka jika dikatakan bagaimana kita boleh melihat beberapa kejahatan dan maksiat berlaku dalam bulan Ramadhan secara banyak, jika dibelenggu para syaitan sepatutnya perkara itu tidak berlaku. Maka jawapannya ialah : “Sesungguhnya semua itu kurang berlaku pada orang-orang yang berpuasa dengan puasa yang memelihara syarat-syaratnya dan meraikan adab-adabnya, atau (yang dimaksudkan) dibelenggu sebahagian syaitan, iaitulah syaitan yang degil/melampau, (sebaliknya) bukan semua syaitan seperti yang terdapat di dalam sebahagian riwayat (hadith), atau maksudnya mengurangkan kejahatan dalam bulan Ramadhan, dan ternyata berlakunya kejahatan dalam bulan Ramadhan itu lebih kurang berbanding bulan yang lain, demikian juga tidak semestinya dibelenggu kesemua syaitan tidak berlakunya kejahatan dan maksiat, kerana ada juga sebab lain selain syaitan (yang membawa kepada kejahatan) seperti jiwa yang sememangnya jahat, dan kebiasaan yang jelek dan syaitan manusia.”

Al-Syeikh Muhamad bin Soleh al-Uthaimin ketika ditanya tentang persoalan ini menjawab :

“Di dalam sebahagian riwayat hadith (maksudnya) : “Dibelenggu padanya (Ramadhan) syaitan-syaitan yang degil/derhaka.” Atau (dengan lafaz) Tughallu di sisi al-Nasaie atau yang seumpamanya yang termasuk dalam perkara ghaib yang mana hendaklah kita menerima dan membenarkannya, dan kita tidak membicarakannya lebih daripada yang itu, sesungguhnya inilah yang lebih selamat bagi agama seseorang dan lebih baik untuknya…. kemudian secara zahir dibelenggunya syaitan itu (adalah membawa maksud dibelenggu) daripada memesong/menyesatkan manusia disebabkan banyaknya kebaikan dan (mereka banyak) kembali (bertaubat) kepada Allah dalam bulan Ramadhan.”
(Sila lihat fatwa di dalam islam-qa dan islamonline.net)

Wallahu a’lam.
binsahak

Monday, July 25, 2011

Preparing For Ramadhan



This is an advice that we need because we have a noble, honourable guest coming. Our grand guest is the blessed month of Ramadaan. We need to magnify the symbol of Allaah.
Jabir Ibn 3Abdillaah was reported to have said: “Do not allow the days that you eat be the same as your fasting days, do not make them equal.”
In order to make our Ramadaan different, as it was meant to be, we have to set the stage to welcome Ramadaan. We must have moments of truce/tranquility, we need moments of truce/time off, a break. We need a BREAK from the following:
1. We need to take a break from all sins:
We must be super cautious to cut off sinning in Ramadaan. In Ramadaan, all causes of sin are weaken – the devils are chained, most Muslims around us are involved in good deeds. Masaajid  are full, more people read Qur’aan.
Also your fasting weakens the effect of shaytaan/Qareen flowing in your blood.
2) A Break from Unnecessary discussions & Arguments at home:
If any discussion comes up, decide if you can talk about it after Ramadaan. Try to find a solution to family problems & put it at rest. Don’t allow the problem to stop your Eemaan from growing in Ramadaan.
Set up the atmosphere of love & closeness in Ramadaan, to make it easy for us & people around us to focus on Ramadaan. Have a meeting with your family members to talk about Ramadaan & discuss the principles/plan to be followed in Ramadaan.
(e.g., no TV atleast for Ramadaan, not even for news, no music in car/house, no staying up late at night except for 3Ibaadah, no computer/video games).
3) A Break from too much Food:
Ramadaan is not a month of eating. Be simple when it comes to food. Eating too much makes a person lazy & sleepy. Take a break from too much cooking. Try to cook something simple during Ramadaan. Pre-cook some food & freeze it before Ramadaan. Find out some short cut & tips to prepare the food quickly.
4) A Break from Talking:
Minimize your chat on the telephone. Don’t linger in masaajid to chat. Avoid long conversations as it tend to slip into talking something inappropriate. Use the phone minimally.
Know that every word that comes out of our mouth is either a reward for us or a punishment for us. The prophet sallalaahu 3alayhi wassalam said:”Whoever remains silent is saved.”
Allaah has created one tongue & two ears for a reason: talk less, listen more!
5) A Break from your Beds:
Sleep is a na3mah from Allaah, but Ramadaan is not the time for sleeping. Let your bed rest for a month. Don’t sleep more than 4-5 hours at night (advice of the shaykh). Have qayloolah/nap between Dhur & 3Asr time, as naturally person feels sleepy/lazy during this time.
One of the salaf once stopped by a friend’s house late at night in Ramadaan. He found his friend sleeping. His friend asked him: “what are you doing here at this time of the night?” The Salaf said: “What are you doing sleeping at this time of the night in Ramadaan!”
Have a sincere friend who has a high level of motivation & determination who can help, remind, share & compete with you in good deeds.
6) A Break from People:
If you mix with people, let it be short with those who are strong on ibaadah. They can bring you closer to Allaah. Iftaar parties in ramadaan are getting very common. We have the rest of the full year to do parties & to socialize. Indeed it’s a great reward to break someone’s fast but give food to people who are needy & poor.
7) Peace with Friends/co-workers & Maintaining Family Ties:
Don’t enter Ramadaan with hatred for anybody or allow anyone to have negative feelings on you. Clear/clean yourself from any hatred & negative thoughts. Forgive others & forget.
Bring love & happiness to people close to you (e.g., give gifts, make them happy with you). You should feel nobody hate you, nobody has problems with you. If they still have animosity with you, then leave/ignore it.
We are trying our best to rectify the situation before Ramadaan to devote our heart & mind to Allaah in Ramadaan.
8 ) A Break from Running Around & Long Hours outside the House:
Get all your shopping done before Ramadaan. Make a list of the things/grocery/ items, that is enough for one month & buy it all together, so in Ramadaan you just go out quickly to buy fresh things or get a home delivery to minimize shopping time.
Get your 3Eid things/shopping done before Ramadaan.
9) Give your Mind & Heart a Break from Worldly Things:
Don’t worry about so & so problems, don’t worry about the Eid. The big thing is Ramadaan, because we celebrate theEid for what we have done/accomplished in Ramadaan.
Give your mind & heart break from thinking about worldly/duniya things.
  • Preoccupy your mind in 3Ibaadah & focus on the Hereafter.
  • Think of new deed you want to do today
  • Think how to have more khushoo.
  • Think of ways you can help & serve other Muslims in Ramadaan.
10) Take a Break from Withholding:
Give lots of charity/Sadaqah in Ramadaan. The prophet sallAllaahu 3alayhi wa ssallam used to be super generous in Ramadaan.
Give, Give and GIVE.
Give in secret as much as possible.


Welcome Ramadhan


Another year has come to welcome the blessed month of Ramadan and the countdown is on! How are you preparing to make this the most memorable and beneficial month of 2011?
Allah says in the Glorious Quran, “O you who believe, decreed upon you is fasting as it was decreed upon those before you that you may attain righteousness” [2:183]
Ramadan has come to lift us up out of the deep muddy waters we may be stuck in and deliver us from darkness to light. The Prophet (pbuh) has said that in this month, the gates of Paradise are open whilst the gates of Hell are closed and the devils are chained. It is a month of opportunity, a month of repentance, a month of worship and a month of remembrance. It is the month in which the Qu’ran was revealed, where the victory of the Muslims came about in the Battle of Badr and when Makkah was conquered by the Muslims allowing Islam to flourish.
With Ramadan fast approaching, the Muslim has an opportunity to cleanse his soul and start a new page in bettering himself. It is his chance to declare sincere repentance from all sins committed in order for him to be eligible for Allah's reward in the blessed month. We can view it as a detoxification of the inner self!
As young Muslims we should not let this opportunity pass but instead seize the moment with both hands. To make this a productive month, we should strive to do good by bettering ourselves in our prayers, as the rewards are heavily increased, and make more dua for yourself and others because the supplication of a fasting person is never rejected by Allah the Most Forgiving. Quran should also be recited more frequently and as the hours will be longer; it will give us more time to read, study and reflect on the greatest miracle given to mankind. Keep all your daily prayers upon their set time and try your utmost to pray during the night, as the Prophet (pbuh) said that he who prays the whole night prayer behind the Imam; it is as if he has prayed the whole night! Also try to do extra acts of worship such as giving in charity and keeping good manners, refraining from bad habits and being kind to others.
So, Ramadan is less than a week away and if you haven’t already, start to get in your ‘spiritual mode’ in time for its arrival and make this the best Ramadan yet!

Friday, July 22, 2011

The Ramadan: The Noble Guest is at Your Doorstep Waiting for You to Open the Door

Quantcast
Beloved Brothers and Sisters in Islaam, since last week, we have been blessed by a noble guest, a guest of mercy and blessings. One full year has passed since his last visit. He was your guest for 30 days and again, he is at our doorstep waiting for you to open the door so he may fill your homes with blessings and favours of Allaah. He is yours, mine and all Muslims’ guest and we ask Allaah سبحانه و تعالى to enable us to behave well during his stay and to bless us to take advantage of his presence.
So do you know of any guest more important than this guest? Do you know of any guest coming with so much khayr (goodness) and blessings? Do you know of any guest staying with you for a month and not asking to spend anything for him rather giving you so abundantly. So let us reflect for some moments and prepare well and take good care of this guest. May Allaah سبحانه و تعالى make us among those who would have Ramadaan a hujjah (evidence) for them and not against them and may Allaah سبحانه و تعالى open all the doors of Jannah for us. May Allaah سبحانه و تعالى give us the tawfeeq to do the Siyaam and the Qiyaam ihtisaaban (seeking the reward).
Brothers and Sisters in Islaam, let us be more attentive to listen and benefit from the words of our highly regarded and noble scholar. Today, we have with us, Shaykh Abdullah bin Abdur-Rahmaan Al-Ghudyaan to give us some reminders about this blessed guest – about this month of Ramaadan. So let us listen attentively so that we may benefit from this and may this help us to take maximum advantage of this guest.

Tuesday, July 19, 2011

MARHABAN YA RAMADHAN

Ramadan akan menjelma lagi, musim ibadah yang menjanjikan rahmat dan keberkatan kepada orang yang berpuasa. Setiap detiknya mengandungi keampunan dan keberkatan. Kedatangannya dinanti oleh orang yang bertaqwa. Rasulullah SAW biasa berdoa bermaksud, ‘Ya Allah berkati kami dalam Rejab dan Sya’aban dan sampaikan kami Ramadhan.’ (Hadis riwayat at-Tabrani dan Ahmad). Apabila sampai Ramadhan para sahabat saling mengucapkan Ahlan wa sahlan ya Ramadhan’ bererti selamat datang Ramadhan!
Berpuasa Ramadhan bertujuan menambahkan Taqwa. Taqwa ialah kekuatan dalaman anugerah Allah untuk manusia berhadapan dengan fitnah hidup ini dengan selamat hingga ke akhirat. Kesannya mendalam hingga ke Ramadhan akan datang. Rasulullah telah menjanjikan kita dengan sabdanya, “Solat yang lima. Jumaat hingga Jumaat, dan Ramadhan hingga Ramadhan menghapuskan dosa-dosa yang di antaranya apabila (dengan syarat) dijauhi dosa-dosa besar” (Riwayat Muslim),
Hati dibersihkan dari dosa dan nafsu dapat dijinakkan. Asalnya nafsu berguna untuk mengurus diri dan alam keliling. Dengan nafsu manusia sukakan kebersihan, keindahan. makan minum. dan berkeluarga hingga berkembang biak memenuhi bumi. Namun, nafsu mudah menjadi liar hingga membahayakan diri dan alam. Betapa kecantikan terjebak kepada kelucahan. Urusan makan minum menjadi perebutan harta dan takhta. Kesihatan, kekuatan dan kemudaan sering disalahgunakan hingga tergadai usia muda kerana lupa kepada Allah.
Berlapar penting untuk menjinakkan nafsu. Itu adalah peraturan Allah yang Maha Mengetahui. Apabila berpuasa mengikut sunnah Rasul SAW, hati Muslim menjadi lembut dan takut kepada azab Allah. Muslim lebih teliti dalam tindak tanduknya. Selain berlapar, berpuasa ialah menahan diri daripada perkara yang berdosa, tidak bermoral dan sia-sia. Berpuasa pada perut ialah tidak makan, berpuasa pada Iidah ialah tidak bercakap sia-sia atau mengumpat. Berpuasa telinga ialah tidak mendengar muzik rock dan perbuatan lucah. Berpuasa mata ialah tidak memandang yang berdosa seperti aurat, atau memandang seseorang dengan marah.
Nabi bersabda, “Bukanlah puasa itu semata-mata meninggalkan makan dan minum tetapi puasa ialah meninggalkan perbuatan sia-sia dan cakap kosong. Jika sesiapa dimaki atau diperbodoh oleh seseorang katakanlah;’Saya berpuasa, saya berpuasa”(Riwayat lbnu Khuzaimah dan lbnu Hibban).
Menurut hadith ini, orang yang berpuasa perlu kuat bersabar apabila dalam situasi genting atau bertelingkah. Disebutnya, ‘Saya berpuasa’ beberapa kali untuk mengingatkan diri agar tidak merosakkan pahala puasa. Puasa begitu penting dijadikan latihan mengubah sikap hingga Rasulullah mengingatkan kita, “Sesiapa yang tidak meninggalkan kata-kata dan amalan sia-sia maka Allah tidak memerlukannya meninggalkan makan dan minumnya.” (Riwayat Bukhari).
Puasa Ramadhan menjanjikan perubahan bagi mereka yang mengisi masa dengan kebaikan dan ibadah. Kesemua amalan dibuat dengan penuh ilmu dan faham. Membaca al-Qur’an ialah membaca perintah dan hukum Allah. Tarawih ialah merehatkan hati dengan mendengar bacaan qari mengimami solat tarawih itu. Bertaubat ialah menyesali dosa dan ingin berubah menjadi taat. Beribadah pada Lailatul Qadar membawa keampunan dan kebajikan yang kekal seumpama seribu bulan. Beriktikaf ialah mengasingkan diri di dalam masjid dengan mengimbau kesalahan Iampau untuk membaiki diri dan umat. Zakat fitrah ialah tanda kesyukuran atas nikmat Allah yang melimpah, hingga ingin dikongsi kepada orang yang memerlukan.
Pada akhir Ramadhan, orang yang berpuasa mengikut adabnya akan menjadi orang baru kerana berjaya membuang segala kelemahan diri. Ramadhan di akhiri dengan kesedihan kerana berpisah dengan limpahan rahmat dan keampunan Allah. Alangkah gembiranya jika Ramadhan itu sepanjang tahun. Dari Abi Mas’ud Al-Ghifari r.a, katanya,’Rasulullah SAW bersabda;’Jikalau para hamba itu mengetahui apa dia Ramadhan,nescaya umatku berangan agar setahun itu kesemuanya Ramadhan.’ (Riwayat Ibnu Khuzaimah).

TQ 2 HALUAN: http://www.haluan.org.my

MARHABAN YA RAMADHAN

Friday, July 8, 2011

13 SIFAT LELAKI YANG TIDAK DSUKAI OLEH PEREMPUAN




Oleh: DR. Amir Faishol Fath

Para istri atau kaum wanita adalah manusia yang juga mempunyai hak tidak suka kepada laki-laki karena beberapa sifa-sifatnya. Karena itu kaum lelaki tidak boleh egois, dan merasa benar. Melainkan juga harus memperhatikan dirinya, sehingga ia benar-benar bisa tampil sebagai seorang yang baik. Baik di mata Allah, pun baik di mata manusia, lebih-lebih baik di mata istri. Ingat bahwa istri adalah sahabat terdekat, tidak saja di dunia melainkan sampai di surga. Karena itulah perhatikan sifat-sifat berikut yang secara umum sangat tidak disukai oleh para istri atau kaum wanita. Semoga bermanfaat.

Pertama, Tidak Punya Visi


Setiap kaum wanita merindukan suami yang mempunyai visi hidup yang jelas. Bahwa hidup ini diciptakan bukan semata untuk hidup. Melainkan ada tujuan mulia. Dalam pembukaan surah An Nisa’:1 Allah swt. Berfirman: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. Dalam ayat ini Allah dengan tegas menjelaskan bahwa tujuan hidup berumah tangga adalah untuk bertakwa kepada Allah. Takwa dalam arti bersungguh mentaati-Nya. Apa yang Allah haramkan benar-benar dijauhi. Dan apa yang Allah perintahkan benar ditaati.


Namun yang banyak terjadi kini, adalah bahwa banyak kaum lelaki atau para suami yang menutup-nutupi kemaksiatan. Istri tidak dianggap penting. Dosa demi dosa diperbuat di luar rumah dengan tanpa merasa takut kepada Allah. Ingat bahwa setiap dosa pasti ada kompensasinya. Jika tidak di dunia pasti di akhirat. Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang hancur karena keberanian para suami berbuat dosa. Padahal dalam masalah pernikahan Nabi saw. bersabda: “Pernikahan adalah separuh agama, maka bertakwalah pada separuh yang tersisa.”

Kedua, Kasar

 
Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Ini menunjukkan bahwa tabiat wanita tidak sama dengan tabiat laki-laki. Karena itu Nabi saw. menjelaskan bahwa kalau wanita dipaksa untuk menjadi seperti laki-laki tulung rusuk itu akan patah. Dan patahnya berarti talaknya. Dari sini nampak bahwa kaum wanita mempunyai sifat ingin selalui dilindungi. Bukan diperlakukan secara kasar. Karena itu Allah memerintahkan para suami secara khusus agar menyikapi para istri dengan lemah lembut: Wa’aasyiruuhunna bil ma’ruuf (Dan sikapilah para istri itu dengan perlakuan yang baik) An Nisa: 19. Perhatikan ayat ini menggambarkan bahwa sikap seorang suami yang baik bukan yang bersikap kasar, melainkan yang lembut dan melindungi istri.

Banyak para suami yang menganggap istri sebagai sapi perahan. Ia dibantai dan disakiti seenaknya. Tanpa sedikitpun kenal belas kasihan. Mentang-mentang badannya lebih kuat lalu memukul istri seenaknya. Ingat bahwa istri juga manusia. Ciptaan Allah. Kepada binatang saja kita harus belas kasihan, apalagi kepada manusia. Nabi pernah menggambarkan seseorang yang masuk neraka karena menyikas seekor kucing, apa lagi menyiksa seorang manusia yang merdeka.

Ketiga, Sombong

Sombong adalah sifat setan. Allah melaknat Iblis adalah karena kesombongannya. Abaa wastakbara wakaana minal kaafiriin (Al Baqarah:34). Tidak ada seorang mahlukpun yang berhak sombong, karena kesombongan hanyalah hak priogatif Allah. Allah berfirman dalam hadits Qurdsi: “Kesombongan adalah selendangku, siapa yang menandingi aku, akan aku masukkan neraka.” Wanita adalah mahluk yang lembut. Kesombongan sangat bertentangan dengan kelembutan wanita. Karena itu para istri yang baik tidak suka mempunyai suami sombong.

Sayangnya dalam keseharian sering terjadi banyak suami merasa bisa segalanya. Sehingga ia tidak mau menganggap dan tidak mau mengingat jasa istri sama sekali. Bahkan ia tidak mau mendengarkan ucapan sang istri. Ingat bahwa sang anak lahir karena jasa kesebaran para istri. Sabar dalam mengandung selama sembilan bulan dan sabar dalam menyusui selama dua tahun. Sungguh banyak para istri yang menderita karena prilaku sombong seorang suami.

Keempat, Tertutup


Nabi saw. adalah contoh suami yang baik. Tidak ada dari sikap-sikapnya yang tidak diketahui istrinya. Nabi sangat terbuka kepada istri-istrinya. Bila hendak bepergian dengan salah seorang istrinya, nabi melakukan undian, agar tidak menimbulkan kecemburuan dari yang lain. Bila nabi ingin mendatangi salah seorang istrinya, ia izin terlebih dahulu kepada yang lain. Perhatikan betapa nabi sangat terbuka dalam menyikapi para istri. Tidak seorangpun dari mereka yang merasa didzalimi. Tidak ada seorang dari para istri yang merasa dikesampingkan.

Kini banyak kejadian para suami menutup-nutupi perbuatannya di luar rumah. Ia tidak mau berterus terang kepada istrinya. Bila ditanya selalu jawabannya ngambang. Entah ada rapat, atau pertemuan bisnis dan lain sebagainya. Padahal tidak demikian kejadiannya. Atau ia tidak mau berterus terang mengenai penghasilannya, atau tidak mau menjelaskan untuk apa saja pengeluaran uangnya. Sikap semacam ini sungguh sangat tidak disukai kaum wanita. Banyak para istri yang tersiksa karena sikap suami yang begitu tertutup ini.

Kelima, Plinplan


Setiap wanita sangat mendambakan seorang suami yang mempunyai pendirian. Bukan suami yang plinplan. Tetapi bukan diktator. Tegas dalam arti punya sikap dan alasan yang jelas dalam mengambil keputusan. Tetapi di saat yang sama ia bermusyawarah, lalu menentukan tindakan yang harus dilakukan dengan penuh keyakinan. Inilah salah satu makna qawwam dalam firman Allah: arrijaalu qawwamuun alan nisaa’ (An Nisa’:34).

Keenam, Pembohong

Banyak kejadian para istri tersiksa karena sang suami suka berbohong. Tidak mau jujur atas perbuatannya. Ingat sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh ke tanah. Kebohongan adalah sikap yang paling Allah benci. Bahkan Nabi menganggap kebohongan adalah sikap orang-orang yang tidak beriman. Dalam sebuah hadits Nabi pernah ditanya: hal yakdzibul mukmin (apakah ada seorang mukmin berdusta?) Nabi menjawab: Laa (tidak). Ini menunjukkan bahwa berbuat bohong adalah sikap yang bertentangan dengan iman itu sendiri.

Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang bubar karena kebohongan para suami. Ingat bahwa para istri tidak hanya butuh uang dan kemewahan dunia. Melainkan lenbih dari itu ia ingin dihargai. Kebohongan telah menghancurkan harga diri seorang istri. Karena banyak para istri yang siap dicerai karena tidak sanggup hidup dengan para sumai pembohong.

Ketujuh, Cengeng

Para istri ingin suami yang tegar, bukan suami yang cengeng. Benar Abu Bakar Ash Shiddiq adalah contoh suami yang selalu menangis. Tetapi ia menangis bukan karena cengeng melainkan karena sentuhan ayat-ayat Al Qur’an. Namun dalam sikap keseharian Abu Bakar jauh dari sikap cengeng. Abu Bakar sangat tegar dan penuh keberanian. Lihat sikapnya ketika menghadapi para pembangkang (murtaddin), Abu Bakar sangat tegar dan tidak sedikitpun gentar.

Suami yang cenging cendrung nampak di depan istri serba tidak meyakinkan. Para istri suka suami yang selalu gagah tetapi tidak sombong. Gagah dalam arti penuh semangat dan tidak kenal lelah. Lebih dari itu tabah dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.

Kedelapan, Pengecut

Dalam sebuah doa, Nabi saw. minta perlindungan dari sikap pengecut (a’uudzubika minal jubn), mengapa? Sebab sikap pengecut banyak menghalangi sumber-sumber kebaikan. Banyak para istri yang tertahan keinginannya karena sikap pengecut suaminya. Banyak para istri yang tersiksa karena suaminya tidak berani menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Nabi saw. terkenal pemberani. Setiap ada pertempuran Nabi selalu dibarisan paling depan. Katika terdengar suara yang menakutkan di kota Madinah, Nabi saw. adalah yang pertama kaluar dan mendatangi suara tersebut.

Para istri sangat tidak suka suami pengecut. Mereka suka pada suami yang pemberani. Sebab tantangan hidup sangat menuntut keberanian. Tetapi bukan nekad, melainkan berani dengan penuh pertimbangan yang matang.

Kesembilan, Pemalas

Di antara doa Nabi saw. adalah minta perlindingan kepada Allah dari sikap malas: allahumma inni a’uudzubika minal ‘ajizi wal kasal , kata kasal artinya malas. Malas telah membuat seseorang tidak produktif. Banyak sumber-sumber rejeki yang tertutup karena kemalasan seorang suami. Malas sering kali membuat rumah tangga menjadi sempit dan terjepit. Para istri sangat tidak suka kepada seorang suami pemalas. Sebab keberadaanya di rumah bukan memecahkan masalah melainkan menambah permasalah. Seringkali sebuah rumah tangga diwarnai kericuhan karena malasnya seorang suami.

Kesepuluh, Cuek Pada Anak


Mendidik anak tidak saja tanggung jawab seorang istri melainkan lebih dari itu tanggung jawab seorang suami. Perhatikan surat Luqman, di sana kita menemukan pesan seorang ayah bernama Luqman, kepada anaknya. Ini menunjukkan bahwa seorang ayah harus menentukan kompas jalan hidup sang anak. Nabi saw. Adalah contoh seorang ayah sejati. Perhatiannya kepada sang cucu Hasan Husain adalah contoh nyata, betapa beliau sangat sayang kepada anaknya. Bahkan pernah berlama-lama dalam sujudnya, karena sang cucu sedang bermain-main di atas punggungnya.

Kini banyak kita saksikan seorang ayah sangat cuek pada anak. Ia beranggapan bahwa mengurus anak adalah pekerjaan istri. Sikap seperti inilah yang sangat tidak disukai para wanita.

Kesebelas, Menang Sendiri


Setiap manusia mempunyai perasaan ingin dihargai pendapatnya. Begitu juga seorang istri. Banyak para istri tersiksa karena sikap suami yang selalu merasa benar sendiri. Karena itu Umar bin Khaththab lebih bersikap diam ketika sang istri berbicara. Ini adalah contoh yang patut ditiru. Umar beranggapan bahwa adalah hak istri mengungkapkan uneg-unegnya sang suami. Sebab hanya kepada suamilah ia menemukan tempat mencurahkan isi hatinya. Karena itu seorang suami hendaklah selalu lapang dadanya. Tidak ada artinya merasa menang di depan istri. Karena itu sebaik-baik sikap adalah mengalah dan bersikap perhatian dengan penuh kebapakan. Sebab ketika sang istri ngomel ia sangat membutuhkan sikap kebapakan seorang suami. Ada pepetah mengatakan: jadilah air ketika salah satunya menjadi api.

Keduabelas, Jarang Komunikasi


Banyak para istri merasa kesepian ketika sang suami pergi atau di luar rumah. Sebaik-baik suami adalah yang selalu mengontak sang istri. Entah denga cara mengirim sms atau menelponnya. Ingat bahwa banyak masalah kecil menjadi besar hanya karena miskomunikasi. Karena itu sering berkomukasi adalah sangat menentukan dalam kebahagiaan rumah tangga.

Banyak para istri yang merasa jengkel karena tidak pernah dikontak oleh suaminya ketika di luar rumah. Sehingga ia merasa disepelekan atau tidak dibutuhkan. Para istri sangat suka kepada para suami yang selalu mengontak sekalipun hanya sekedar menanyakan apa kabarnya.

Ketigabelas, Tidak Rapi dan Tidak Harum

Para istri sangat suka ketika suaminya selalu berpenampilan rapi. Nabi adalah contoh suami yang selalu rapi dan harum. Karena itu para istrinya selalu suka dan bangga dengan Nabi. Ingat bahwa Allah Maha indah dan sangat menyukai keindahan. Maka kerapian bagian dari keimanan. Ketika seorang suami rapi istri bangga karena orang-orang pasti akan berkesan bahwa sang istri mengurusnya. Sebaliknya ketika sang suami tidak rapi dan tidak harum, orang-orang akan berkesan bahwa ia tidak diurus oleh istrinya. Karena itu bagi para istri kerapian dan kaharuman adalah cermin pribadi istri. Sungguh sangat tersinggung dan tersiksa seorang istri, ketika melihat suaminya sembarangan dalam penampilannya dan menyebarkan bahu yang tidak enak. Allahu a’lam


Sumber : http://www.dakwatuna.com/2008/13-sifat-laki-laki-yang-tidak-disukai-perempuan
 

Tuesday, July 5, 2011

SYAABAN

Syaaban

Syaaban adalah bulan Rasulullah s.a.w. Bersabda baginda yang maksudnya, " Dinamakan dengan Syaaban (berserak-serak) itu adalah kerana di dalamnya terdapat banyak kebajikan yang berserak-serak"

Antara kelebihan di bulan Syaaban :

  1. Setiap amalan kebajikan akan digandakan oleh Allah dengan 700 kali ganda
  2. Allah akan menurunkan rahmatNya serta memberikan pengampunan umum kepada hambanya
  3. Sesiapa yang berpuasa 3 hari di awal, pertengahan dan akhirnya maka Allah akan menuliskan baginya pahala 70 orang nabi-nabi, pahala beribadat selama 70 tahun dan jika ia meninggal pada tahun itu maka ia akan mendapat pahala mati syahid
  4. Kelebihan malam nifsu Syaaban pula ialah sesiapa yang bangun mendirikan solat sunat dan menghidupkan malam itu dengan banyak berdoa, berzikir, berselawat, bertasbih, membaca Al Quran dan sebagainya maka Allah akan membukakan untuknya 300 pintu rahmat disamping doanya tidak akan ditolak
  5. Orang-orang yang tidak diampunkan oleh Allah pada malam nifsu Syaaban ialah mereka yang menyekutukan Allah dengan sesuatu, tukang sihir, tukang nujum, mereka yang suka bermusuhan, peminum arak, penzina, pemakan riba, derhaka terhadap ibu bapa, pembuat fitnah dan mereka yang memutuskan tali silaturrahim.
carilah keredhaan Allah selagi kita masih diberi peluang olehNya untuk bernafas di dunia yang sementara ini...

30 POINTS ON HOW TO IMPROVE YOUR LIFE

Personality:
1. Don't compare your life to others'. You have no idea what their journey is all about.
2. Don't have negative thoughts of things you cannot control. Instead invest your energy in the positive present moment
3. Don't over do; keep your limits
4. Don't take yourself so seriously; no one else does
5. Don't waste your precious energy on gossip
6. Dream more while you are awake
7. Envy is a waste of time. You already have all you need..
8. Forget issues of the past. Don't remind your partner of his/her mistakes of the past. That will ruin your present happiness.
9. Life is too short to waste time hating anyone. Don't hate others.
10. Make peace with your past so it won't spoil the present
11. No one is in charge of your happiness except you
12. Realize that life is a school and you are here to learn.
Problems are simply part of the curriculum that appear and fade away like algebra class but the lessons you learn will last a lifetime.
13. Smile and laugh more
14. You don't have to win every argument. Agree to disagree.

Community:
15. Call your family often
16. Each day give something good to others
17. Forgive everyone for everything
18. Spend time with people over the age of 70 & under the age of 6
19. Try to make at least three people smile each day
20. What other people think of you is none of your business
21. Your job will not take care of you when you are sick. Your family and friends will. Stay in touch.

Life:
22. Put GOD first in anything and everything that you think, say and do.
23. GOD heals everything
24. Do the right things
25. However good or bad a situation is, it will change
26. No matter how you feel, get up, dress up and show up
27. The best is yet to come
28. Get rid of anything that isn't useful, beautiful or joyful
29. When you awake alive in the morning, thank GOD for it
30. If you know GOD you will always be happy. So, be happy.

While you practice all of the above, share this knowledge with the people you love, people you school with,
people you play with, people you work with and people you live with.
Not only will it enrich YOUR life, but also that of those around you.

HOW TO IMPROVE YOUR LIFE

Purpose of life

  1. Don’t compare your life to others.
  2. Don’t have negative thoughts of things you cannot control.
  3. Don’t over do; keep your limits
  4. Don’t waste your precious energy on gossip
  5. Don’t take yourself so seriously; no one else does

  1. Dream more while you are awake
  2. Envy is a waste of time.
  3. Forget issues of the past.
  4. Life is too short to waste time hating anyone.
  5. Make peace with your past so it won’t spoil the present